Sebuah proyek tentang sebuah kompilasi yang nirlaba dan tanpa gimmick sponsor atau ditunggangi siapapun.Fuddy duddies ,sebuah istilah yang dipakai untuk menjuluki orang - orang ketinggalan jaman,terus terang saya tidak tahu apa dibalik filosofi ini,tanpa bermaksud sok tahu mungkin ini dipakai untuk menunjukkan bahwa Surabaya yang dianggap kolot dalam hal musik bawah tanah atau musik swadaya atau apalah..... bisa mempunyai musisi - musisi yang mendobrak stereotip itu.Lagipula, siapa sih yang memeberikan GodBless pada Indonesia,Siapa sih yang memberikan Dewa 19,Padi,Ari Lasso,Tic hingga cult band seperti Klepto Opera bahkan The Tielman Brothers untuk dunia. 20 track di piringan ini seakan menggambarkan apa saja yang terjadi Surabaya ini dari berbagai genre mereka dan bahkan mixing yang kurang atau pas menunjukkan keadaan finansial mereka. "Saya lebih concern dengan kualitas musik mereka,percuma kalau mixing dan kualitas sekelas dunia pun kalau tidak ada sesuatu yang bisa kita relate dari musik mereka,tidak ada soul dan semangat kebebasan dalam musik mereka,semangat mendobrak apa yang pakem dan mendominasi" kata Kuro,kurator kompilasi ini.
Track dibuka dengan talent baru yaitu Albert and The Products,dengan sound yang raw namun dengan beat - beat yang mengingatkan saya pada Tubeway Army/Gary Numan, dihiasi melodi keyboard yang catchy,Pathetic Appetite seakan menggambarkan kemuakan mereka dengan selera musik kebanyakan di negeri kita ini,disusul Anarchy Juice mengajak kita berpesta dengan cara "sang Raja rock n roll" dengan balutan punk ala Tiger Army,yeah psychobilly mereka bilang dengan kualitas tidak diragukan.Lalu XBetterMindX mengajak kita kembali bertamasya ke Washington DC dimana Ian McKaye masih merajalela dan Bad Brains masih mengejutkan dunia Black Movement,sebuah old School Hardcore yang benar-benar to the core dan to the point,dimana tak satu detik pun sia sia,Live Catastrophe seakan ingin mendeskripsikan bagaimana sebuah mosh pit dimotori oleh teriakan raw.Delayed Desire mengajak kita chaos dalam balutan electro minimalis nintendo 8 bit dan vokal yang menggerinda kuping,yeah grindcore plus 8 bit,Atari Teenage Riot makan tuh!kami punya yang lebih ekstrim bahkan judul yang ekstrim "Genital to Genital Connection,sebuah pornogrind 8 bit yang menghajarmu tanpa biaya tambahan.
Give Me Mona dengan lagu "Dusta" mengajak kita beromansa dalam balutan punk ,tentunya dengan melodi yang pop,easy catchy dan tanpa basa - basi,mereka menyebut diri mereka pop destroyer,dan inilah buktinya. Heavy Monster veteran ska surabaya yang sudah lama disini dan sebagai garda depan ska surabaya mengajak kita cooldown dan merangkulan bersama dan berpogo dalam "One Message One Love", menggambarkan visi mereka tentang perdamaian dalam dunia ini dengan cinta dimana - mana.
Hi Mom sebuah band baru yang terbentuk 2006 dengan sound european ala MEw dan distorsi 90an yang meruang dan formasi klasik Smashing Pumpkins dan Misi ekologi dalam "M for Massacre" sebuah ode untuk hewan - hewan terancam punah yang mati dalam perburuan tanpa makna atau pohon - pohon yang ditebangi demi kepentingan industri yang tak ada habisnya yang akhirnya menyebabkan kekacauan alam dan pembantaian segala aspek hidup di bumi ini,Hi Mom begitu pas menggarapnya dan sincere.Track berikutnya adalah "Pretend To Cry" dari Kick Larry ,talent baru pop punk yang sedikit mengingatkan kita pada Fall Out Boy namun tak semudah itu untuk mendengarkannya,anda akan mendengar gabungan emosional Christie Front Drive dengan Sunny Day Real Estate maupun Mineral, agresi melodik seperti Blink 182 atau New Found Glory. Disusul Mooikite dengan "I am led by Alien" menunjukkan walaupun mixingan tak sesempurna sebuah radio qualified tapi kulaitas tak kalah dengan band - band seattle jaman dahulu,dengan progresi chord yang butuh pemikiran lebih dari 2 minggu menunjukkan mereka memang dipandu alien untuk musik mereka.
Meluncur ke dunia galau yang atmosferik mengingatkan kita pada icelandic sound dan distorsi 90's shoegaze dalam "I live At The Mazzy" oleh Others,mereka menunjukkan bahwa tanpa vokal bukan berarti tanpa nyawa. Disusul dengan anthem rebellion atas pengekangan disetting di masa - masa perang dingin di jerman Timur dan Barat,Papa Onta Cult ingin menggambarkan bahwa sebuah tembok tak bernyawa bisa merenggut banyak nyawa,dibalut suasana muram manchester 79 dan frantic scream yang menunjukkan Joy Division sebagai influence mereka namun sayang mixing kali ini belum bisa memberikan banyak nuansa,karena memang masih belum dimix secara tuntas.Perfection Through Silence, sebuah band screamo ala Saosin dan Saetia, memberikan perlawanan penuh mereka lewat "silent Anthem" dan tak seperti screamo biasanya,kamu akan bisa mendengar nuansa Iron Maiden disini ,langkah kreatif yang berani.
Plester X, veteran streetpunk surabaya dengan tema - tema skin dan oi dalam lagu mereka,hendak menunjukkan pentingnya mendapat pekerjaan dan menjadi kebanggaan keluarga dalam "Family Pride" tanpa basa - basi. Samson And Delilah memberikan kita sebuah alasan untuk membolos kuliah karena kelamaan menunggu pacar dan ban kempes menjadi sebuah alasan yang diijinkan,dalam "Malas Kuliah" melodik punk yang to the point dan menunjukkan apa itu harmoni dalam sebuah musik punk.Nuansa hampir gila dan menghanyutkan dalam "Blur Sounds Good" oleh Smell Street mengingatkan kita pada Jim Morisson dan raungan gitar sekeras metal,sebuah kombinasi yang pas apalagi ditambah substansi asing.
Telaga bermusik dan bercerita dalam "Sayur Di Ladang" memberikan gambaran pedesaaan ramah dan sebuah perjalanan kereta yang dihiasi pemandangan sawah, dipadu sound seperti Pearl Jam dan bahkan Sunny Day Real Estate,terdengar tulus dan bersahaja,tanpa pretensi. The Flinstone menambah daftar melodik punk di kompilasi ini, namun tak sekedar sebagai asesoris,mereka memberikan sepadan atas band - band di atas dengan "Happy With Flins". Disusul Nobodies dengan tembang "Every Minute Every Boring" membuktikan bahwa agresi pemuda sonic dan beat post punk revival tidak membuat mereka semakin membosankan tiap menitnya. Saya pun kaget saat backsound berupa dialog film yag kelihatannya diambil dari salah satu karya Hitchcock mendadak digempur raungan gitar dan vokal death core dimotori drum yang mengajak headbang ,Titik Koma memberikan kekerasan dalam "Silent Killer".
Terakhir namun tidak main - main dan memang tidak main - main,Under My Throat memberikan kita pelajaran Math tidak membosankan lagi lewat Mathcore - metal mereka "Transkipsi Malaikat" ,beat drum yang rumit dan permainan gitar yang membutuhkan kelenturan jari tingkat tinggi,uahhh ini bahkan membuat otak saya meledak bahagia. Dan inilah akhirnya ,20 track yang kira - kira bisa mendeskripsikan keadaan dan talent yang mungkin belum tersentuh spotlight nasional dengan distribusi hand-to-hand bahkan biaya pembuatan bisa defisit namun dapat terus jalan dengan donasi tanpa henti,sebagai bukti bahwa kepedulian terhadap scene dan musik saudara seperjuangan tak pernah mati di Kota Pahlawan ini,sebuah misi mulia demi menyebarluaskan semangat perlawanan dan bukti bahwa perlawanan tak perlu merisaukan uang yang keluar tapi saudara baru yang didapatkan dari kompilasi ini.
PS: kompilasi ini dapat didapatkan lewat download via rapidshare atau hubungi langsung KURO di 085655222568
DOWNLOAD Fuddy_Duddies1
DOWNLOAD Fuddy_Duddies2
Post by S.Abu Jammal
Minggu, 05 April 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
SANGAT BANGGA BISA BERGABUNG DENGAN BAND2 SURABAYA yang sangar2!!!!
BalasHapusthanx koko "titik koma"
BalasHapusditunggu kabarnya mengenai
band yg baru - katanya lebih sangar melebihi D'masiv...